tag:blogger.com,1999:blog-36284347076979422862024-03-13T01:19:06.609-07:00SISA WAKTU MASA DEPANSayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-13798956208789345962009-08-26T08:22:00.000-07:002009-08-26T08:52:23.674-07:00JANGAN AKU TANYAI ITU...<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTHPe2xJ7_ZQUX_MSRBoiH7tnZbwndG1x6XQiZpWPDvYrvGGBOlyyyj5Q-8hlgImz10hRUQSYXYhvtsTBZaG1NOUSJrqg92EO9frw-bwDyXpSdL_nGjxy40k1lWCrEbmeaZXQdgeWMixE5/s1600-h/sr34-3.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 220px; height: 210px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTHPe2xJ7_ZQUX_MSRBoiH7tnZbwndG1x6XQiZpWPDvYrvGGBOlyyyj5Q-8hlgImz10hRUQSYXYhvtsTBZaG1NOUSJrqg92EO9frw-bwDyXpSdL_nGjxy40k1lWCrEbmeaZXQdgeWMixE5/s320/sr34-3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5374296520213209266" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 153, 0); font-weight: bold;">"Tapi kenapa kamu ga sholat...?"</span> tanyanya disela keheningan. Bukan Apa-apa, tapi tanya itu tersulut dari segunung harapan dan sebuah perasaan kecewa tentang masa depan, status, keluarga, relationship...entah apalagi.<br /><br />Tibatiba rentetan prediksi masa depan menerjangku. Melompat satu-satu dalam pikiranku dan aku <span style="font-style: italic;font-size:130%;" ><a style="color: rgb(255, 102, 0); font-weight: bold;" href="http://kontaktuhan.org/news/news200/sr_34.htm"><span><span>terhanyut</span></span></a></span> disana.. sekilas.. hanya sekilas saja, namun perjalanan itu sungguh sangat jauh....kemasa depan.....<br /><br />Didepan matanya yang penuh tandatanya, aku terdiam...terbungkam. Seketika teringat tentang rentang perjalanan hidup, dimana tiap saat dalam hidupku terahir, aku mencoba mendekat padaNya, menalikan bagian hidupku untukNya, sebuah pencarian... pendekatan... penyatuan... perjalanan dimana bagiku begitu menakjubkan. Tak terbayangkan siapapun, bahkan olehku sendiri!!<br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 0); font-style: italic; font-weight: bold;">"Kenapa...???" </span>tanyanya lagi...<br />Aku terbungkam. Tak bisa menumpahkan seluruh jawabanku atas pertanyaan sederhana itu. Aku tak tahu darimana harus kumulai. Ingin rasanya menumpahkan seluruh perjalanan hidupku saat itu juga. Mentransfer apa yang ada dalam benakku...namun tak bisa.</div>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-43623777072090368872009-05-24T11:45:00.000-07:002009-05-24T12:30:34.186-07:00BUAH PIKIRAN...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6Hw14gqUrwlRJpX0OV-7kShvr3IKEQgc-2t0fAC0yJKj28KRuT2Y6UUKj7Z_2R9mERYJ6Rv2To_w9TbgHAU_6KZkY4yJ2vrs3JWOdnEnExTswGXhU5Ce_p344wZkC6M90uXWdWhJZflC/s1600-h/small-mt.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 199px; height: 169px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6Hw14gqUrwlRJpX0OV-7kShvr3IKEQgc-2t0fAC0yJKj28KRuT2Y6UUKj7Z_2R9mERYJ6Rv2To_w9TbgHAU_6KZkY4yJ2vrs3JWOdnEnExTswGXhU5Ce_p344wZkC6M90uXWdWhJZflC/s320/small-mt.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339474956127939154" /></a><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc33;">Kemarin Dia bercerita tentang sebuah </span></span><span style="font-family:verdana;"><a href="http://kontaktuhan.org/news/news202/ms_89.htm"><span style="font-style:italic;"><strong><span style="color:#ffffff;">biji</span></strong></span></a></span><span style="color:#ff6600;"><span style="font-family:verdana;"> </span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc33;">dalam genggaman tanganNya.<br />"Lihatlah biji kecil ini!" kataNya sambil mengulurkan tangan tepat dihadapanku.<br />"Didalam sebutir biji ini akan kau temukan jutaan kehidupan, panen yang berlimpah ruah...tak terbayangkan."<br />"Maksud Guru apa?" otak bebalku bertanya.<br />"Tanamlah biji yang baik ini di tanah yang sesuai dengannya. Rawtlah dengan kasih, siram dan pupuklah dengan kepedulian. Maka dia akan tumbuh dengan sangat baik. Lalu pada saatnya nanti dia akan berbuah dengan lebat. Perhatikanlah...dalam buahnya, disana telah tertata ribuan biji yang sama persis dengan ini...yang juga mengandung jutaan kehidupan pula. Tanamlah biji itu seperti juga biji ini...lalu kau akan mendapati pohonnya tumbuh dan panen yang berlimpah ruah. Bukankah itu menakjubkan?"<br />"Mmm..ya aku paham itu Guru. Tapi kenapa Guru bercerita tentang biji? Aku kesini bukan untuk itu Guru...maafkan muridmu ini."<br />Kulihat dia tersenyum. senyum yang takkan pernah kudapatkan dari siapapun. senyum yang terbaluri kasih...begitu manis.<br />"Biji ini..."kataNya kemudian. "adalah biji yang kudapatkan dari buah pikiranmu. Ketika pikiranmu jernih dan positif, maka didahan-dahannya ada buah kebaikan dimana dalam buah itu terrangkum ribuan biji kebaikan pula. Tanamlah kebaikan itu pada tempat yang seharusnya. Maka biji kebaikan itu akan tumbuh dengan baik. Bila kau merawatnya dengan kasih, bijak dan kepedulian, maka pohon itupun akan berbuah kebaikan dimana dalam tiap buahnya terselip benih-benih kebaikan pula. Dan bila kau tanam biji-biji itu, maka panenmu dimasa depan akan berkelimpahan."<br />"Aku tahu Guru...aku mengerti."<br />"Tidak...kata-katamu itu justru menunjukkan bahwa kau tidak mengerti. Biji ini masih dalam genggamanku. Bagaimana mungkin kau telah memanennya? Bahkan kau tanampun belum, bagaimana mungkin kau melihatnya telah tumbuh?"<br />Aku tersadar...aku salah akan ucapanku...penilaianku.<br />"Inilah biji itu. Kau harus menanamnya, bukan dengan intelek dan pikiranmu, tapi dengan kasih, kebijaksanaan dan kepedulianmu. Panenlah nanti bila telah masanya harus di panen. Sebarkan lagi...dan sebarkan tak henti...Dan satu hal lagi, janganlah kau berharap akan buahnya. Karena tanpa harapanmu itu, dia tetap akan berbuah. Dan bila kau jauhkan harapanmu akan buah itu, pohon ini...biji ini...akan tumbuh bebas tanpa </span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc33;">beban. Itulah keseimbangan...itulah kebenaran."</span></span></div>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-53323390578843122282009-03-25T14:20:00.000-07:002009-08-29T12:16:18.548-07:00dalam keheningan kita akan melihat Tuhan dengan lebih jelas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEWAzjMqXeahXkt93pqVNzDYFP2aS9pjj2eb2wp29Ur5t0OHV4nf7tQptCg5tCKi-oOk7s1VV27AAA0TEzNVSMUktAG95WourSXRBc70kIozJAaKjRNfnJ1vYdoB91PAsR61d-EcxuvoYm/s1600-h/rs2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 130px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEWAzjMqXeahXkt93pqVNzDYFP2aS9pjj2eb2wp29Ur5t0OHV4nf7tQptCg5tCKi-oOk7s1VV27AAA0TEzNVSMUktAG95WourSXRBc70kIozJAaKjRNfnJ1vYdoB91PAsR61d-EcxuvoYm/s320/rs2.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5317244242368005810" /></a><br /><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;">Dia memanggilku ketika aku melintasi dunia dengan sayap2ku, mengedari bumi, mendekap keindahannya seperti seorang kekasih... tak ingin melepasnya!!!</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;">'Bukankah karena itu aku ada?" rengekku berlogika.</span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;">"Bukan..." ucapnya lembut... aku terpesona. </span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;">Dan... seluruh perhatianku yang terpecah kini bermuara pada mata teduhnya.</span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;">Lalu tiba2... seperti pusaran air raksasa, mata itu menarikku. </span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;"><span style="font-size:100%;">Mulanya berontak untuk kemudian pasrah, ketika dada ini mulai bergetar karena keindahan. Seluruh emosiku meluap...aku terpapar pada kecemerlangan...entah apa. Mata itu...aku seperti melihat seluruh keberadaanku, kehidupanku...mengejanya... satu persatu. Dan sesuatu tlah bergetar melingkupiku dengan intensitas yang tak kukenali... logika ini enggan membacanya.</span></span></span></div><div align="justify"><span style="color:#ffcc66;"><a href="http://www.sikh-heritage.co.uk/movements/radhasoamis/The%20radhasoamis.htm"> </span><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffffff;"><em>"Disinilah seharusnya kau berada..."</em></span></span></span></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:verdana;"> </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffcc66;">suara itu, sepertinya muncul dari dalam kepalaku. Mata teduh itu kini tak ada lagi. Aku sendiri...Sejenak aku merasakan keheningan yang tak terbayangkan...Keindahan itu membungkamku, aku tak ingin mengusiknya...ketika tiba2 seluruh keadaanku kembali lagi, aku segera bersujud dengan segenap batin dan jiwaku.</span></span></span></div>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-78102012865368454592009-03-09T07:57:00.000-07:002009-03-09T08:10:19.027-07:00Hikmah Pengetahuan<p align="justify"><strong><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffff33;"><span style="font-size:130%;">mengembara sejauh peradaban, memetik </span></span></span></strong><span style="font-family:verdana;"><span style="font-size:130%;"><em><a href="http://kontaktuhan.org/news/news184/eLetter/mt_0.htm"><span style="color:#ff99ff;"><strong>hikmah</strong></span></a></em></span></span><strong><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffff33;"><span style="font-size:130%;"> pada pohon kehidupan, betapa bijaksananya... kita selayaknya menjadikan pengetahuan sebagai samudera, merenanginya, merangkum keluasan, melingkupi nalar dengan kesegarannya, agar kebajikan tumpah ruah...dan bumi hidup lagi.</span></span></span></strong></p><p align="justify"><strong><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ffff33;"><span style="font-size:130%;">Lalu...bila senja mengusung kesederhanaan, dan bumi tak bergolak lagi...keindahan dan kebahagiaan tak perlu kita caricari lagi.</span></span></span></strong></p>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-77270695402879715192009-03-01T11:41:00.000-08:002009-03-15T12:34:53.908-07:00keindahan batin<p align="justify"><span style="color:#ccccff;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">Menjamah langit dengan mata telanjangku, sesaat setelah rinai mendekap bumi...batin ini <a href ="http://www.godsdirectcontact.or.id/meditasi/index.htm"></span></span></span><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;"><em><strong><span style="color:#ff6600;">merekah</span></strong></em></span></span><span style="color:#ccccff;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;"></a>...meluapkan kebahagiaan, menenggelamkan kekeruhan pikirku, yang tlah seharian membenam akarnya pada arus dunia...</span></span></span></p><p align="justify"><span style="color:#ccccff;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">Aku sendiri, dalam titik kecil yang mengembang, meluas menjadi serpihserpih keindahan, terus meluas, menelan bumi...semesta...menelan diriku sendiri...menelan apaapa yang ada..ruang...waktu...hidup...ada dan tiada, tak lagi terkata.</span></span></span></p><p align="justify"><span style="color:#ccccff;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">hmm...</span></span></span></p><p align="justify"><span style="color:#ccccff;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">............</span></span></span></p><p align="justify"><span style="color:#ccccff;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">.....setiap kali...aku ingin mengulangnya lagi.</span></span></span></p>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-87313949129231538482009-03-01T11:35:00.000-08:002009-03-01T11:39:07.536-08:00Sang Waktu III<p align="justify"><span style="color:#ffff66;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">Tiba- tiba, kejadian bergerak super cepat, melebihi kecepatan waktu, hingga seakan waktu tak mampu membatasinya. Perjalanan yang harusnya begitu lama hanya jadi kilasan sangat singkat, bahkan sebelum pikiran itu sendiri mampu mencerapnya...amatlah menakjubkan.</span></span></span></p><p align="justify"><span style="color:#ccccff;"><strong><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;">lalu...apakah jadinya waktu, bila sang waktu sendiri tak mampu lagi membatasi?</span></span></strong></span></p>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-29018849575927142122009-03-01T11:33:00.001-08:002009-03-01T11:35:31.366-08:00Sang Waktu II<p><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">Saat segala diam tak bergerak,</span></span></p><p><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">Saat kita meluas tak terbatas,</span></span></p><p><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">melampaui pikiran-pikiran kita, melampaui apa saja, </span></span></p><p><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">menjelajah hinga sudut2 terjauh,</span></span></p><p><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">...tak terbayangkan</span></span></p><p><span style="color:#ccffff;"><span style="font-family:verdana;">Kita baru tahu, baru sadar...</span></span></p><p><span style="color:#ccffff;"><span style="font-family:verdana;">bukankah tak ada lagi waktu?</span></span></p>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-69654372973563968182009-03-01T10:05:00.000-08:002009-03-01T11:32:45.113-08:00Sang Waktu I<p><span style="font-size:130%;"><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">Tentang waktu...ada baiknya kita bertanya, </span></span></span></p><p><span style="font-size:130%;"><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">"Apakah ada yang tak tersentuh olehnya??"</span></span></span></p>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3628434707697942286.post-46984498408334513732009-02-08T09:32:00.000-08:002009-02-08T09:52:19.531-08:00TUHAN YANG TERPENJARA<p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Mendatangi sahabatku yeng terlihat sangatsangat sedih, aku jadi bertanya, </span><span style="color:#ff6600;"><span style="font-family:verdana;"> </span><span style="font-family:verdana;">"Kenapa sahabat?"</span></span><span style="font-family:verdana;"> Dia hanya menatap kedalam mataku sekilas, lalu tertunduk lagi.</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ff6600;">"Derita apa yang kau emban sahabat? bukankah kau Sang periang?</span></span><span style="color:#ffffff;"><span style="font-family:verdana;">"</span></span><span style="font-family:verdana;"> tanyaku lagi.</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Sekali lagi dia menoleh, menatap jauh kedalam mataku, menembus batin, seakan dia mencoba mengguyur batinku dengan segenap kesedihan yang disandangnya. Aku jadi terharu.</span></p><p align="justify"><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">"Aku terkutuk!!!!"</span></span><span style="font-family:verdana;"> desahnya dengan nafas tak teratur.</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ff6600;">"Ahhh....kenapa kau risaukan itu sahabat? Bukankah kita masih bisa memperbaiki tiap kesalahan yang kita perbuat?"</span></span></p><p align="justify"><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">"Bukan yang ini...kau tak mungkin mengerti."</span></span><span style="font-family:verdana;"> dengusnya kejam...</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"><span style="color:#ff6600;">"Beritahu aku, aku akan berusaha mencernanya, siapa tahu? bukankah engkau pernah berkata...bahkan siapa dan apapun bisa menjadi guru buat kita? Lupakah?"</span></span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Sejenak dia menarik nafas panjang, menatapku sekali lagi...mengembara hingga sudut batinku yang terjauh.</span></p><p align="justify"><span style="color:#ffff66;"><span style="font-family:verdana;">"Aku telah memenjara Tuhan dalam pikiranku. Berkalikali aku mencoba membebaskanNya, namun tuhan tetap terpenjara disana..."</span></span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Sang periang...sahabatku segera menutup raut mukanya dengan kedua belah tangan, menangis tersedu. Lalu diapun jatuh bersimpuh berurai air mata.</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Aku tertampar dan batinku terguncang begitu kuat...begitu hebat, hingga mambangunkan jiwaku yang telah begitu lama tertidur pulas dipersemayamannya.</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Segera kupeluk sang periang, sahabatku, kuajak berdiri, kurangkul erat sebagai rasa terimakasihku padanya karena...dengan kesedihannya, keterkutukannya, dia telah membuka pintu penjara Tuhan dalam pikiranku. Terimakasih sahabat...</span></p>Sayur Lodehhttp://www.blogger.com/profile/17996519711015839486noreply@blogger.com2